Kamis, 22 Desember 2011

Kumis Kucing (Orthoshipon aristatus)




A.    Nama Daerah
Kumis kucing (Sunda), giri-giri marah (Sumatera), remujung (Jawa), se-salaseyan, songkot koceng (Madura). 
B.     Klasifikasi
Kingdom                : Plantae
Subkingdom           : Tracheobionta
Super Divisi            : Spermatophyta
Divisi                      : Magnoliophyta
Kelas                      : Magnoliopsida
Sub Kelas               : Asteridae
Ordo                       : Lamiales
Famili                      : Lamiaceae 
Genus                     : Orthoshipon
Spesies                   : Orthoshipon aristatus 
C.  Morfologi
-    Pada bagian bawah berakar di bagian buku-bukunya.
-  Tingginya mencapai 2 meter.
-  Batang bersegi empat agak beralur berbulu pendek atau gundul.
- Helai daun berbentuk bundar atau lojong, lanset, bundar telur atau belah ketupat yang dimulai dari pangkalnya.
-  Ukuran daun panjang 1 – 10cm dan lebarnya 7.5mm – 1.5cm.
- Urat daun sepanjang pinggir berbulu tipis atau gundul, dimana kedua permukaan berbintik-bintik karena adanya kelenjar yang jumlahnya sangat banyak.
-  Panjang tangkai daun 7 – 29cm.
-  Kelopak bunga berkelenjar.
-  Urat dan pangkal berbulu pendek dan jarang sedangkan di bagian yang paling atas gundul.
-  Bunga bibir, mahkota yang bersifat terminal yakni berupa tandan yang keluar dari ujung cabang dengan panjang 7-29 cm, dengan ukuran panjang 13 – 27mm. Dibagian 
D.    Kandungan
Orthosiphon glikosida (senyawa khusus yang memiliki daya diuretik dan sedikit antiinflamasi), zat samak, minyak atsiri, minyak lemak, saponin, sapofonin, garam kalium, myoinositol. 
E.     Manfaat
Kumis kucing dapat digunakan untuk memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik), rematik, batuk, masuk angin, sembelit, sakit pinggang, anti radang,  radang ginjal, batu ginjal, kencing manis, albumiria, syphilis, hipertensi, infeksi ginjal akut dan kronis, kencing manis, kencing batu, menghilangkan panas dan lembab, infeksi kandung kemih (Cystitis), encok (Gout arthritis), nyeri sendi, kencing berdarah, dan asam urat. 
F.     Pengolahan
a.       Peluruh kencing
Merebus daun kumis kucing segar sebanyak 1/4 genggam dalam 1 gelas air. Mendidihkannya hingga tersisa 1/2 gelas. Setelah diangkat, dinginkan, lalu disaring. Meminum sebanyak 2 kali sehari dan tiap kali minum 1/2 gelas.
b.      Infeksi saluran kencing, sering kencing sedikit-sedikit (anyang-anyangan)
Mengambil daun kumis kucing, meniran, dan akar alang-alang masing-masing 30 gram.  Ketiga bahan tersebut dicuci sampai bersih, dipotong-potong seperlunya lalu direbus dalam tiga gelas air.  Biarkan sampai mendidih, hingga hanya tersisa setengah dari volume awal.  Meminum air ramuan tersebut sebanyak setengah gelas, dengan frekuensi tiga kali sehari.
c.       Rematik
Melumatkan daun kumis kucing sebanyak satu sendok teh, kemudian direbus dengan 1 sendok makan daun meniran yang sudah dilumatkan juga. Setelah mendidih, disaring, didinginkan dan lalu meminumnya.
d.      Untuk mengobati penyakit infeksi ginjal dan hipertensi (tekanan darah tinggi)
Cuci 30 gram herba segar kumis kucing, herba daun sendok dan rumput lidah ular. Merebusnya dalam 3 gelas air sampai hanya tersisa satu gelas. Setelah dingin, menyaring airnya lalu diminum setengah gelas sebanyak dua kali sehari.
e.       Untuk mengobati kencing batu
Merebus 90 gram herba kumis kucing yang sudah dicuci bersih dalam satu liter air hingga mendidih dan tersisa 750 cc. Setelah dingin, meminumnya sebanyak tiga kali sehari masing-masing sepertiga bagian. Membuat dan meminum ramuan ini hingga penyakitnya sembuh.
f.       Gangguan  Batu ginjal :
Cara I:
Mengambil 25 g daun kumis kucing, 25 g daun ngokilo, 25 g daun meniran dengan akarnya, 25 g daun keji beling yang sudah dicuci bersih. Merebusnya dengan 4 gelas air sampai mendidih. Minum semua air rebusan itu dalam sehari.
Cara II:
Mengambil 3 genggam daun kumis kucing, 5 helai daun keji beling dicuci, kemudian merebusnya dengan 2 gelas air. Meminum airnya 2x sehari, pagi dan sore, selama 10 hari. Sesudah 10 hari, ganti dengan air rebusan jagung muda, 1 x sehari. Menghindari makan daging kambing, durian serta makanan pedas.
Cara III :
11 lembar Daun kumis kucing, 5 biji Kencur yang sudah tua, 1 jari tangan Jahe merah, 1/4 gelas Beras/direndam dulu selama 3 jam. Semua bahan dicuci sampai bersih, lalu direbus bersamaan dengan 3 gelas air hingga tersisa 2 gelas. Angkat dan saring. Ramuan ini diminum 3 kali sehari masing-masing 1/2 gelas sesudah makan. Jika setelah 1 minggu ada perubahan membaik, teruskan lagi selama 1 minggu. Selama mengikuti terapi pengobatan penderita gangguan ginjal harus berpantang kopi, teh kental, makanan berlemak dan bersantan, dan mengurangi garam.
d.  Stabilkan gula darah
11 lembar Daun kumis kucing segar, 11 lembar Daun sambiloto segar, 3 jari tangan Kulit pohon pule, 17 lembar Daun pegagan. Mencuci semua bahan, lalu rebus dalam 5 gelas air hingga tersisa 4 gelas. Angkat lalu saring. Minum 3 kali sehari 2/3 gelas sesudah makan. Lakukan selama 3 minggu. Cek kadar gula darah, jika sudah stabil dosis bisa diturunkan menjadi 2 kali sehari.
e.  Nyeri buang air seni :
Cara I:
Seduh dan minum sejumput daun kumis kucing yang dikeringkan seperti teh, boleh juga kalau diberi gula aren.
Cara II:
1 sendok daun kumis kucing yang dilumatkan, 7 batang meniran, rebus dengan dua gelas air sampai air tinggal setengah. Minum air rebusan itu sebanyak 3x sehari.
f.       Radang ginjal
40 helai bunga dan daun kumis kucing, 3 belimbing wuluh tua dicuci, dihaluskan. Seduh dengan 2 gelas air. Minum 3x sehari. Lakukan selama 1 minggu.
g.      Sakit pinggang
7 helai daun dan 2 potong akar kumis kucing dicuci. Rebus dengan 1 gelas air. Biarkan satu malam, baru diminum.
h.      Masuk angin
1 sendok daun kumis kucing dan direbus dengan segelas air sampai air tinggal setengah. Diminum sekaligus.
i.        Demam
100 g akar kumis kucing dicuci, rebus dengan 3 gelas air. Setelah mendidih, saring, dan ambil airnya. Minum air rebusan ini 1 gelas sehari.
j.        Nephritis, edema (bengkak)
Kumis kucing 30 gr, daun urat 30 gr, rumput  lidah ular 30 gr, semuanya direbus. 
G.    Syarat pertumbuhan
a.       Iklim
-          Ketinggian tempat : 500 m - 900 m di atas permukaan laut.
-          Curah hujan tahunan : lebih dari 3000 mm/tahun.
-          Bulan basah (diatas 100 mm/bulan) : 7 bulan - 9 bulan.
-          Bulan kering (dibawah 60 mm/bulan) : 3 bulan - 5 bulan.
-          Suhu udara : 280C - 340C.
-          Kelembapan : sedang.
-          Penyinaran : tinggi (tanpa maungan karena Naungan akan menurunkan kadar ekstrak daun). 
b.      Tanah
-           Jenis tanah : andosol, latosol.
-          Tekstrur tanah : lempung berpasir.
-          Kedalaman air tanah : diatas 70 cm dari permukaan tanah.
-          Kedalaman perakaran: 30 cm - 60 cm dari permukaan tanah.
-          Kemasaman (pH) : 5 – 7. Kesuburan : sedang – tinggi
c.       Ketinggian tempat
-          Ketinggian tempat optimum tanaman kumis kucing 500 - 1.200 m dpl.
H.    Penanaman/ Budidaya
Pada umumnya tanaman kumis kucing diperbanyak dengan stek batang atau stek cabang. Pilih batang atau cabang yang tidak terlalu tua, lalu dipotong menjadi stek-stek berukuran panjang 15 cm - 25 cm atau beruas sekitar 2 buku – 3 buku.
Stek bibit bisa ditanam langsung di kebun sedalam 5 cm, kemudian padatkan tanah di sekitar pangkal stek, dengan jarak tanam 30 cm x 30 cm, 40 cm x 40 cm, 40 cm x 50 cm dan 60 cm x 60 cm
I.       Pemanenan
Daun dipanen dengan cara memetik pucuk bedaun 3-5 helai. Setelah tanaman berumur 1 bulan, tangkai bunga belum muncul dan tinggi tanaman sekitar 50 cm ini merupakan waktu untuk memanen yang pertama. Jika panenan pertama ini tidak dilakukan/terlambat akan mempengaruhi produksi selanjutnya. Selanjutnya panen dilaksanakan dalam periode 2-3 minggu sekali yaitu pada pertumbuhan optimum dari daun. Saat panen yang tepat adalah pada saat awal pertumbuhan bunga tetapi belum tumbuh bunga. Karena yang dimanfaatkan adalah daunnya maka bunga yang tumbuh sebaiknya dirompes untuk dapat memaksimalkan pertumbuhan daun pada panen berikutnya.
  

Sumber :

Minggu, 18 Desember 2011

Morfologi dan Anatomi Ikan

(Morfologi Ikan)

(Anatomi Ikan)


Hasil Refleksi Kelompok 3 dan 4


KELOMPOK 3 (Pengaruh Cahaya dan Suhu Terhadap Proses pertumbuhan Tanaman)
     Dari presentasi kelompok ini, salah satu audiens menjelaskan bahwa suhu  merupakan faktor lingkungan yang dapat berperan secara langsung maupun tidak langsung terhadap organisme hidup misalnya saja pada proses pertumbuhan tumbuhan.  Sehingga saya bisa menyimpulkan bahwa cahaya sangat berperan penting sebagai sumber energi utama bagi semua ekosistem. Pada tumbuhan cahaya berperan sebagai  fotoperiodism, fotoenergetic, fotomorfogenesis, dan fototropisme. Respon tumbuhan terhadap intensitas cahaya dan panjang penyinaran. Lamanya penyinaran relatif antara siang dan malam dalam 24 jam akan mempengaruhi fungsi dari tumbuhan secara luas. Berdasarkan panjang hari, tumbuhan dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu Tumbuhan hari panjang, Tumbuhan hari pendek, Tumbuhan hari sedang, dan Tumbuhan hari netral.
     Dalam diskusi kelompok 3, pemateri memberi kesempatan pada audiens untuk bertanya sebanyak 3 pertanyaan, yang pertama menanyakan tentang hubungan warna tanah dengan lama penyinaran. Kemudian dari pemateri menjawab bahwa semakin terang warna tanah maka semakin lama waktu penyinaran artinya banyak panas yang dipantulkan kembali, sedangkan semakin gelap warna tanah maka semakin banyak panas yang diserap kedalam tanah. Pertanyaan kedua menanyakan tentang poikilotermik dan steinotermik, penanya meminta pemateri untuk menyajikan contohnya dari jenis tumbuhan, karena pemateri telah memberikan contoh dari jenis hewan. Dalam diskusi ini, presenter tidak mampu menjawab lebih rinci dan memberikan contoh yang bisa diterima oleh audiens. Pertanyaan ketiga menanyakan tentang organ apa yang dimiliki tumbuhan sehingga bisa menanggapi respon fotoperiodisme?. Kelompok presenter menjawab organ yang berperan adalah daun.

Kelompok 4 (Atmosfer dan Air, Lingkungan abiotik Yang Mempengaruhi Ekologi Tumbuhan)
Dari hasil diskusi dan materi yang telah disampaikan oleh kelompok 4 saya dapat menyimpulkan Lapisan atmosfer merupakan campuran dari gas-gas yang tidak tampak dan tidak berwarna. Pada lapisan atmosfer terbagi menjadi 5, yaitu Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, dan Exsosfer.
Secara umum air digolongkan ke dalam 2 jenis yaitu :
1. Air tanah ( ground water ) adalah air yang terdapat di bawah permukaan tanah dan tidak dapat dilihat secara langsung. Air tanah ditemukan pada lapisan akifer yaitu lapisan yang bersifat porous (mampu menahan air) dan permeable (mampu memindahkan air)
2. Air permukaan (surface water), adalah air yang terdapat di atas permukaan bumi dan tidak terinfiltrasi ke dalam bumi.
Dalam diskusi kelompok 4 terdapat 3 pertanyaan, yaitu pertanyaan pertama menanyakan tentang pengaruh siklus hidrologi terhadap ekosistem. Kemudian pertanyaan ini dijawab oleh salah satu presenter yang mengemukakan bahw siklus hidrologi merupakan siklus air yang tidak pernah berhenti, dalam hal ini air ada yang masuk kedalam tanah dan ada yang dipermukaan tanah. Jika air yang  ada dipermukaan tanah terlalu berlebihan ataupun sedikit, maka akan menyebabkan rusaknya ekosistem. Pertanyaan kedua salah satu audiens menanyakan tentang mengapa ada musim hujan dan musim kemarau. Kemudian dari kelompok presenter menjawab bahwa hal tersebut dijelaskan karena adanya factor angin yang membawa gumpalan awan. Sehingga awan yang terbentuk pada suatu daerah belum tentu akan menurunkan hujan pada daerah yang sama. Kemudian salah satu audiens menambahkan bahwa cuaca dipengeruhi oleh angin muson barat dan angin muson timur. Pertanyaan ketiga yaitu pengaruh atmosfer yang berongga (bolong) terhadap tumbuhan. Kelompok presenter menjawab dalam hal ini atmosfer tidak hanya terdiri dari satu lapisan saja, melainkan ada lima lapisan. Jadi jika disebutkan atmosfer bolong maka tidak berarti semua lapisan atmosfer yang ada mengalami kebocoran, mungkin hanya salah satu lapisan saja, sehingga tidak berdampak secara langsung pada pertumbuhan tumbuhan.

NB : Menurut saya pihak presenter dari kelompok 3 dan 4 kurang begitu menguasai materi, sehingga penyampaian materi kurang dan belum bisa diterima audiens secara maksimal. Selain itu, kelompok 3 dan 4 terlalu banyak membaca makalah ataupun power point saat presentasi sehingga menimbulkan kejenuhan pada audiens. Terima kasih. .........^_^.........

Hasil Refleksi Kelompok 5 dan 6

Kelompok 5 ( LINGKUNGAN BIOTIK DAN ABIOTIK )
     Dari presentasi kelompok 5, saya bisa tahu bahwa tanah itu ternyata memiliki sebuah pori-pori yang berukuran besar dan sedang. salah satu presenter menyatakan bahwa pada tanah yang memiliki pori-pori yang besar jika ditumbuhi sebuah tanaman, maka tanaman tersebut tidak bisa menyerap air yang terkandung didalamnya. sedangkan pada tanah yang memiliki pori-pori sedang, tanaman cenderung dapat menyerap air lebih mudah dan banyak. Sebenarnya, saya ingin menanyakan tentang hal ini, bagaimana mekanisme tanaman dalam menyerap air pada tanah yang memiliki pori-pori besar dan sedang sehingga bisa menimbulkan perbedaan dalam penyerapannya? namun, karena keterbatasan waktu, presenter hanya menunjuk 2 orang saja untuk bertanya.
    Pertanyaan pertama dari saudara Dimas, yaitu “Apakah setiap lapisan tanah (horizon O,B,A,dll) kandungannya sama?” kemudian saudari Neni menjawab bahwa setiap lapisan tanah itu memiliki kandungan yang berbeda-beda, diantaranya yaitu lapisan R(tidak mengandung mineral, mengandung batu-batu kerikil), A(humus), E(silikat, besi, eluminiuim), C(hanya terdiri dari sedimen), dll.

  Untuk penanya kedua yaitu Indri, yang menanyakan "Mengapa semakin bawah lapisan tanah semakin sedikit organismenya dan pada lapisan apa akar bisa menembus pada kedalaman tanah?”. Pertanyaan ini dijawab oleh Ayun, bahwa penancapan akar suatu tanaman dalam tanah hanya sampai pada horizon E karena kandungan yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organism hanya sampai horizon E. Kemudian saudara ilham menambahkan bahwa pada horizon B saja unsur anorganik yang dibutuhkan tanaman semakin sedikit dan lebih banyak mengandung unsur organik sehingga akar tanaman hanya bisa bertahan dan menancap pada horizon E saja. Dalam hal ini, saudara hendy juga menambahkan bahwa penancapan akar dipengaruhi oleh penembusan peresapan air yang mempengaruhi struktur tanah itu sendiri.
Kelompok 6 (EKOLOGI TUMBUHAN POPULASI)
    Pada kelompok ini salah satu presenter menjelaskan bahwa populasi itu merupakan kumpulan individu dari suatu jenis organisme. Selain itu diterangkan juga mengenai spesies yang menurut mellet yang mendefenisikan seperti ini populasi tunggal yang berkembang menjadi dua garis keturunan tanpa terjadinya pertukaran material genetik. Presenter terakhir menjelaskan mengenai bentuk pertumbuhan populasi, diantaranya pertumbuhan eksponensial yang membentuk huruf J dan pertumbuhan sigmoid yang membentuk huruf S.     

                          (Grafik Pertumbuhan Eksponensial)
(Gafik Pertumbuhan Sigmoid)
    Mengenai penjelasan diatas, timbul suatu pertanyaan dari salah satu audiens yang menanyakan "Apa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan suatu tanaman sehingga pertumbuhannya tersebut membentuk grafik eksponensial atau sigmoid?" Kemudian salah satu pemateri menjawab bahwa pada grafik eksponensial tidak ada faktor yang membatasi tanaman tersebut untuk tumbuh karena tanaman tersebut berada pada lingkungan yang ideal sehingga selalu mengalami pertumbuhan dan membentuk grafik seperti huruf J. Sedangkan pada Grafik Sigmoid, pada tahap pertama itu tumbuhan mengalami pertumbuhan yang lambat, kedua pertahanan lingkungan menurun, sehingga tanaman bisa melakukan pertahanan, ketiga pertahanan lingkungan meningkat dan terjadi penurunan pertumbuhan tanaman. Sehingga pada pertumbuhan ini, tanaman membentuk grafik sigmoid seperti huruf S karena ada  proses kelahiran dan kematian.

NB : Pada kelompok 5, pelaksanaan presentasi sudah baik dan materi bisa saya pahami dengan baik, namun pada kelompok 6 saya tidak banyak mengerti dan tidak bisa menerima materi yang telah disampaikan. Karena bahan presentasi (power point) yang digunakan sangat banyak sekali slide.nya dan setiap slide membahas materi yang sebagian besar berbentuk paragraf (tidak dipoin-poin) sehingga saya kurang mengerti tentang materi yang disampaikan. Terima kasih. ^_^

Senin, 05 Desember 2011

HASIL REFLEKSI DISKUSI KELOMPOK 1 dan 2

Kelompok 1 "Pengertian Dasar Ekologi Tumbuhan"

     Kelompok 1 telah menjelaskan tentang pengertian dasar ekologi tumbuhan. Sedikit sharing, bahwa ekologi tumbuhan itu merupakan ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik suatu tumbuhan dengan lingkungan ataupun tumbuhan lain yang ada disekitarnya. Kelompok ini juga menjelaskan tentang pendekatan ekologi tumbuhan yang terdiri dari Sinekologi yang meliputi sosialisasi tumbuhan, komposisi dan struktur komunitas, dll dan Autekologi yang meliputi adaptasi tumbuhan dan adaptasi tingkah laku.
Ekologi tumbuhan memiliki banyak manfaat dengan cara menerapkannya diberbagai bidang, antara lain:
1. Bidang pertanian.
2. Bidang kehutanan.
3. Bidang perkotaan
4. Bidang perairan
     Dalam presentasi disebutkan salah satu aspek terapan pada bidang perkotaan yaitu “Hutan Kota Pemukiman” yang dimaksud adalah membangun hutan kota di daerah pemukiman yang dimaksudkan untuk menangkal dan mengurangi polusi udara yang ada. Sehingga muncul sebuah pertanyaan dari salah satu audiens, yaitu “Bagaimana cara membangun hutan kota ditengah pemukiman yang jelas-jelas padat penduduknya. Apakah kita harus menggusur warga tersebut atau bagaimana?”
     Pertanyaan tersebut telah dijawab oleh pemateri yang menyatakan bahwa kita tidak perlu menggusur daerah pemukiman tersebut karena kita bisa menanam bunga-bunga yang ditanam didalam pot yang kehadirannya tidak akan mengganggu warga.
      Menurut saya, pendapat pemateri mengenai tidak perlu menggusur warga sudah tepat, namun saya kurang setuju dengan alasannya. Karena penggunaan tanaman bunga (tanaman hias) tidak bisa bekerja secara optimal untuk mengurangi dan menangkal polusi udara yang ada. Kita kembali ke konsep awal, bahwa hutan kota tidak harus dalam bentuk blog, hutan kota tidak memungkinkan berada di areal luas sehingga dapat dibangun pada berbagai penggunaan lahan. Jadi, untuk membangun sebuah hutan kota pemukiman, kita lihat terlebih dahulu jenis pemukiman yang bagaimana yang akan dibangun sebagai hutan kota. Jika jenis pemukiman tersebut merupakan perkampungan, maka kita bisa menanam jenis tanaman yang bisa ditanam dikebun/halaman. Biasanya jenis tanaman tersebut seperti pohon mangga, rambutan, belimbing,  dll (jenis pohon yang dapat menghasilkan buah). 
Namun, jika pemukiman tersebut merupakan sebuah perumahan, maka kita bisa menanam pohon seperti palem, Cordia sebestena, Bauhinia purpurea, Alstonia scholaris, Polyalthia Longifolia, dll  yang diletakkan di pinggiran jalan dengan tata letak yang sesuai. Seperti yang tertera di gambar dengan tanaman jenis Palmaceae.
(Tata letak penanaman pohon di daerah Perumahan)


Kelompok 2 "TUMBUHAN DALAM LINGKUNGAN"

     Dari penjelasan/presentasi yang sudah dilakukan kelompok 2, saya bisa menyimpulkan bahwa tumbuhan dalam lingkungan merupakan semua faktor biotik dan abiotik yang potensial mempengarui organisme. Lingkungan dapat dibagi menjadi dua yaitu lingkungan makro (Lingkungan berpengaruh secara umum) dan lingkungan mikro (Lingkungan yang dekat dengan tanaman secara potensial berpengaruh terhadap organisme). Selain itu, Lingkungan hidup dari organisme merupakan semua factor biotik dan abiotik yang potensial yang mempengaruhi organisme. Untuk lingkungan biotik dipengaruhi oleh suhu, cahaya, air, dan tanah. Pada biotik dipengaruhi oleh individu, populasi komunitas, dan ekosistem.